Profil Tokoh
Fauzia ,Penjual Kue di Ujung Gedung E
Seorang wanita parubaya yang berusia 55tahun yang bernama Fauzia memulai harinya dari pukul 07.00 menuju tempat peraduan di ujung gedung perkuliahan E Universitas Andalas. Istri dari bapak Saffril ini berangkat menggunakan ojek langgananya karena dinilai lebih efisien,Wanita yang akrab di panggil “amak” oleh para mahasiswa ini sudah berjualan di tempat itu dari tahun 1995. Amak pada awalnya hanya seorang ibu rumah tanggal, namun melihat kondisi ekonomi yang semakin rumit amak mulai mencari peluang dan ia melihat peluang tersebut ada di unand lalu amak memutuskan untuk menjual kue-kue kecil di sana.
Wanita yang sempat menempuh pendidikan hingga sekolah dasar ini berjualan hanya sampai pukul empat sore karena apabila lewat dari jam tersebut cenderung sepi terlebih hari jumat dimana mahasiswa sudah mulai banyak yang libur. Namun perharinya amak bisa mengantongi duit seratus hingga duaratus ribu kalau sedang ramai mahasiswa.
Saat ditanyai tentang alasan amak berjualan dan juga mengapa memilih unand ia mengatakan bahwa selain unand tempatnya tidak terlalu jauh dari rumahnya ia juga bisa membantu perekonomian keluarga serta untuk memberi sedikit belanja untuk cucu.
Berdasarkan pemaparannya untuk berdagang di daerah unand tidaklah membutuhkan izin yang sulit hanya saja kita harus mencari tempat yang tepat kemudian menetap disana tetapi berdagang di unand tidak boleh berpindah-pindah dan harus menjaga kebersihan. Ibu dari empat orang anak ini lahir pada tahun 1962 diPadang, kini amak tinggal di dekat PLTG bersama ketiga orang anaknya yang sudah bekeluarga. Satu orang anak amak merantau ke Jakarta untuk berdagang dan masih enggan untuk menikah.
Ibu tangguh ini berhasil menghantarkan dua dari empat orang anaknya sekolah hingga ke jenjang sarjana dan amak mengaku merasa bangga dengan pencapainya tersebut ,amak mengatakan bahwa kini ia hanya ingin naik haji dan juga ingin melihat anaknya yang terakhir untuk menikah.
Seorang wanita parubaya yang berusia 55tahun yang bernama Fauzia memulai harinya dari pukul 07.00 menuju tempat peraduan di ujung gedung perkuliahan E Universitas Andalas. Istri dari bapak Saffril ini berangkat menggunakan ojek langgananya karena dinilai lebih efisien,Wanita yang akrab di panggil “amak” oleh para mahasiswa ini sudah berjualan di tempat itu dari tahun 1995. Amak pada awalnya hanya seorang ibu rumah tanggal, namun melihat kondisi ekonomi yang semakin rumit amak mulai mencari peluang dan ia melihat peluang tersebut ada di unand lalu amak memutuskan untuk menjual kue-kue kecil di sana.
Wanita yang sempat menempuh pendidikan hingga sekolah dasar ini berjualan hanya sampai pukul empat sore karena apabila lewat dari jam tersebut cenderung sepi terlebih hari jumat dimana mahasiswa sudah mulai banyak yang libur. Namun perharinya amak bisa mengantongi duit seratus hingga duaratus ribu kalau sedang ramai mahasiswa.
Saat ditanyai tentang alasan amak berjualan dan juga mengapa memilih unand ia mengatakan bahwa selain unand tempatnya tidak terlalu jauh dari rumahnya ia juga bisa membantu perekonomian keluarga serta untuk memberi sedikit belanja untuk cucu.
Berdasarkan pemaparannya untuk berdagang di daerah unand tidaklah membutuhkan izin yang sulit hanya saja kita harus mencari tempat yang tepat kemudian menetap disana tetapi berdagang di unand tidak boleh berpindah-pindah dan harus menjaga kebersihan. Ibu dari empat orang anak ini lahir pada tahun 1962 diPadang, kini amak tinggal di dekat PLTG bersama ketiga orang anaknya yang sudah bekeluarga. Satu orang anak amak merantau ke Jakarta untuk berdagang dan masih enggan untuk menikah.
Ibu tangguh ini berhasil menghantarkan dua dari empat orang anaknya sekolah hingga ke jenjang sarjana dan amak mengaku merasa bangga dengan pencapainya tersebut ,amak mengatakan bahwa kini ia hanya ingin naik haji dan juga ingin melihat anaknya yang terakhir untuk menikah.
Komentar
Posting Komentar